Sabtu, 13 Februari 2016

Ambo : " Uang Panaik nya tinggi sekali!"


Seperti hari-hari kemarin, pagi hari di awali dengan ngopi, kopi tanpa teman, orang bilang sih itu kopi terlalu berani, harusnya sih ada yang temanin biar ngopinya enak, klo jaman kemarin kopi itu paling enak ditemani sama pisang goreng, tapi itu dulu. Klo hari ini ngopi itu paling enak sambil OL (online) ya ngga’!!!

COC ada di daftar pertama yg mesti dibuka. Maklum leader di clanku biasanya star war pagi-pagi. setalah ngutak atik base di coc, setelah up sana-up sini plus mencairkan bonus sisa perang kemarin. Sipp tinggal lapor ke leader bahwa saya telah siap untuk war berikutnya..

BBM adalah hal kedua yg ku buka, cek pesan, update status, colek sana-colek sini. Selesai. Eitss.. tidak lupa pajang poto Fariq sebagai gambar BBm.. maklum klo pajang gambarku kaya’nya udah ketuaan.

Giliran selanjutnya adalah Facebook. Setelah ngecek beberapa pemberitahuan, update status galau (pura-pura galau gitu) dilanjutkan dengan ngecek status teman..

Wow… aku jadi tertarik dengan kiriman teman di berandaku “Mahar Gadis Bugis”. Tanpa terasa waktu berlalu, saya jadi tertarik membaca tulisan yang satu ini. Saya jadi penasaran tentang uang panaik ini. Tentang pendapat orang-orang, pendapat orang yang bukan dari suku bugis, pendapat orang-orang dari suku bugis itu sendiri. Yang seru ketika membaca kolom komentar, ada beragam macam pendapat, ada yg kemudian menganggapnya sebagai jual beli anak, ada yang mengatakan sangat memberatkan walau berulangkali admin mengembalikan persoalan tersebut sebagai kesepakatan keluarga.

Oke… saya sebagai orang bugis. Yang lahir, besar dan tua di tengah-tengah orang bugis Tentunya punya pendapat sendiri. Punya opini sendiri yang mungkin saja tidak akan sama dengan opini anda semua.

Uang Panaik itu = Uang Belanja Bukan Mahar!!!

Dalam setiap acara pernikahan suku bugis, pembicaraan tentang besaran Uang Panaik biasanya dibicaran pada saat Acara Mappettu Ada, walau pun ada juga yang telah membicaran tentang uang panaik ini jauh sebelum acara Mappettu ada sehingga dalam Acara Mappettu Ada Pembicaraan tentang Uang Panaik Ini hanya sekedar seremoni saja. Oh ya. Mappettua ada adalah acara lamaran secara resmi yang melibatkan hampir seluruh keluarga. Dari paman, bibi, sepupu 1 kali sampai sepupu 4 kali biasanya di undang, demikian pula halnya dengan tokoh masyarakat seperti Kepala Desa dan Kepala Dusun, Kalo Pernikahan ini antar sesama warga sekampung maka kepala desa/lingkungan bisa memilih dia di pihak mana. Melamar atau dilamar. Klo dari pengalaman yang sudah-sudah saya sih biasanya berperan sebagai tukang catat alias notulen yang kemudian menyusun berita acara rapat.. begitu kira-kira.

Nah.. dalam acara mappettu ada dibicarakan beberapa poin diantaranya (yang lumrah dibicarakan)

1. Uang Belanja

2. Mahar atau sompa

3. Waktu Akad nikah

4. Waktu dan Tata cara resepsi pernikahan

(Klo anda orang bugis dan pernah mengikuti acara mappettu Ada pasti tau hal tersebut)

Lha… Kok tidak ada Uang Panaik!!!!!

Oke…oke…oke… Uang Panaik itu adalah bahasa Indonesia yang telah termodifikasi oleh aksen dan dialeg orang sul-sel, dalam bahasa bugis Uang panaik itu disebut doi menre atau sompa yang pada perkembangannya atau saya sering menyebutnya dengan istilah yang dimoderenkan kemudian disebut Uang belanja. Anda pernah ke sulsel??? Pernah ke daerah-daerah disulsel seperti Pangkep, barru, soppeng bone atau yang lainnya!!! Kalau pernah mungkin anda akan mendapati begitu banyak rumah panggung khas sulsel. Doi berarti uang, menre berarti naik (sama juga kan dengan Uang Panaik) nah!! Uang Panaik ini berarti jumlah uang yang kamu bawa Naik kerumah Mempelaimu. Kenapa Naik!!! Ya karna itu adalah rumah panggung. Tapi ada juga yang mengartikan “Naik” itu sebagai peningkatan status dari lajang naik menjadi Menikah.

BESARAN UANG PANAIK

Ketika Anda Googling di internet maka anda akan menemukan ini

Paket Standar :

- Tidak Sekolah = 10 Juta

- SD = 30 Juta

- SMP = 40 Juta

- SMA = 50 Juta

- S1 = 65 Juta

- S1 Cantik = 75 Juta

- S2 = 95 Juta

- S2 Cantik = 120 Juta

Paket Plus :

- Haji = 50 Juta

- Anak tunggal = 50 Juta

- Dokter = 50 Juta

- Guru = 25 Juta

- Keluarga Kaya = 100 Juta

Jadi kalau calon istri anda Tidak tamat SD tapi haji = 10 Juta + 50 Juta = 60 Juta, Nah gimana Pula Kalau S2 Cantik, Keluarga Kaya Dokter, Anak tunggal Pula. Hehehe…. Pusing kan jadinya!!!

Hahay… klo Anda Percaya maka anda akan berpikir bukan hanya 2 kali untuk melamar Calon Mempelaimu yang bersuku bugis makassar.

Tapi percayalah bahwa hal itu tidak benar. Jadi yang benar berapa???

Ok.. sebelum lanjut membaca alangkah baiknya anda bikin kopi dulu. Ambil kertas, pulpen dan kalau anda agak lemah di matematika alangkah baiknya anda mempersiapkan kalkulator.

Oh.. ya.. sebelunya, saya pertegas bahwa Jumlah-jumlah uang yang tertera kemudian adalah berdasarkan standar kampung saya bukan kampung anda ( kecuali kita satu kampung hehehe…) dan berdasarkan standar tahun 2015.

JUMLAH STANDAR UANG PANAIK

Untuk tahun 2015, Uang panaik berada dikisaran 25 – 35 Juta. Pertanyaannya Darimana angka-angka itu???

Ya…ya…yaa… kita buka buku adat istiadat terlebih dahulu. Masyarakat Bugis Makassar dalam dalam proses pelaksanaan resepsi pernikan melakukan resepsi sebanyak 2 kali. Catat 2 kali. 1 kali di rumah mempelai wanita yang biasa disebut ‘Menre”. Kemudian yang 1 nya lagi adalah di rumah mempelai laki-laki atau biasa disebut “Marola” (Bugis, Klo Makassar saya tidak tahu istilahnya).

Nah.. dari sinilah awal uang panaik itu. Pihak laki-laki adalah pihak yang melamar dan sebelum melamar biasanya seorang laki-laki bugis sudah mempersiapkan acara tersebut jauh sebelumnya sehingga dari segi persiapan pihak laki-laki sudah siap mental dan materi. Bandingkan dengan pihak perempuan yang tidak tahu sama sekali kapan dan siapa yang akan melamarnya. Jadi pihak perempuan tidak siap sama sekali. Oleh karena itu secara materi pihak laki-lakilah yang menanggung biaya resepsi pihak perempuan.Catat “ Pihak laki-lakilah yang menanggung Uang Resepsi mempelai Wanita”.

Sekarang ambil kalkulator dan kita berhitung.

Dalam acara pernikahan suku bugis setidaknya inilah yang mesti dipersiapkan.

1. Sapi Bali Jantan (@Rp. 8,000,000.-)

2. Indo Botting (@Rp.4,000,000,-)

3. Elekton (@Rp. 2,000,000,-)

4. Jennang/juru masak (@Rp. 1,000,000,-)

5. Undangan, massarapo, Mappacci, dan kebutuhan lainnya termasuk bumbu-bumbu dapur.(yg ini susah untuk dihitung,kira-kira Rp.10,000,000.-)

Nah… klo dijumlah sudah 25 juta, bagaimana dengan persiapan-persiapan lainnya yang tidak terencana??? Jika ditotal jumlahnya bisa melebihi angka 30 Juta. Nah kalau anda melamar pasangan anda dibawah angka 25 sementara pasangan anda tidak siap secara materi maka yakinlah bahwa salah satu dari beberapa persiapan diatas tidak akan terwujud. Sementara dalam kebiasaan suku bugis, rentang waktu antara melamar dan resepsi biasanya paling lama 1 bulan karena semakin lama waktu maka semakin banyak pula uang yang mesti disiapkan(yang ini kata ibu-ibu sih).

HIK..HIK.. UANG PANAIKNYA TINGGI SEKALI???

Bagaimana jika uang panaiknya diatas rata-rata!!!. JIka anda melamar dan disodorkan jumlah Panaik yang begitu besar maka hal pertama yang mesti lakukan adalah berpikir. Karna bisa jadi hal itu adalah bentuk penolakan dari keluarga pihak perempuan, mengatakan tidak pada pihak pelamar besar resikonya bagi keluarga perempuan, bukan hal mustahil hal itu bisa menyebabkan putusnya persaudaraan. Jadi dengan menyodorkan angka yang tinggi itu sudah berarti penolakan. Catat Pe.. No.. La… Kan!!! Dan berharap anda mundur dan batal melamar.

Tapi tingginya Uang panaik juga bisa disebabkan karna Keluarga Perempuan Pernah mengalami hal itu juga, bisa jadi salah satu keluarga perempuan pernah dilamar atau melamar dengan jumlah sebesar itu. Hal ini dimaksud bahwa semua keluarga tidak dibeda-bedakaan. (saya bersaudara 3 org laki-laki semua, dan masing-masing Rp.20 Juta/Org dengan rentang waktu berbeda, ini 3 tahun yang lalu)

Tapi tingginya uang Panaik Juga bisa dikarenakan oleh pihak laki-laki memang merasa sanggup untuk itu, sekedar contoh tetanggaku yang bulan desember 2015 kemaren dilamar dengan uang Panaik sebesar Rp.100,000,000.- ditambah emas senilai 20 juta sebagai mahar. Dan Tetanggaku selaku pihak yang dilamar tak pernah meminta sebesar itu. Tapi pihak laki-laki lah yang datang dengan sejumlah itu.

Tapi tak bisa juga dipungkiri bahwa memang ada yang meminta Uang panaik yang tinggi karna persoalan Gengsi keluarga. Ga mungkin kan anak pejabat dengan harga rata-rata, atau anak dengan pedidikan tinggi disamakan dengan yang tidak berpendidikan. Istilah kasarnya sih, ga mungkinlah beli mobil seharga motor. Hahahayy… maaf..maaf.. maaf… perempuan ga boleh disebandingkan dengan harta.

Tapi… sekali lagi ingat, ini standar harga kampung ku. Bukan standar harga kota. Klo kota mungkin dikisaran 35 – 50 juta, entahlah.

GIMANA KALAU UANG PANAIKNYA DIBAWAH STANDAR?

Uang Panaik dibawah standar.. ihhhh jangan(ini juga kata ibu-ibu) Knapa??? Karna hal itu akan menimbulkan gossip-gosip yang tidak-tidak, siperempuan bisa dicurigai sedang hamil diluar nikah hingga, pihak laki-laki belum siap secara materi. Walau pun hal itu tak selamanya benar. Tapi emang sih biasanya benar. Hehe… maaf… maaf… maaf…

Oh ya.. lalu Mahar gimana???

Mahar itu adalah jumlah seserahan yang tercatat dibuku nikah dan biasanya jumlahnya tak seberapa. Mahar biasanya adalah emas yang hanya berupa cincin atau bisa juga sejumlah 1 stell. Atau bisa juga berupa uang tapi jumlahnya ga seberapa.

IH… TAKUT!!!!

Ga perlu takut, karena kalau anda seorang laki-laki maka anda akan bekerja keras untuk mengumpulkan uang sejumlah itu.

“MERANTAULAH AGAR ENGKAU TAHU BETAPA, MAHALNYA TIKET PULANG”

Hehehe… kaya’nya pesannya salah ya!! Ga papalah.. intinya “carilah uang yang banyak, kalau perlu merantaulah dan pulang bawa uang untuk melamar kekasihmu!!”

“AJA’MUABBENE NAREKKO DEPPA MULLEI MACCENERI DAPURENGNGE BAKKI PATAPPULO” (Artinya : Janganlah beristri jika kamu belum bias mengelilingi dapur hingga 40 kali) arti dari pepatah bugis ini masih misteri bagi saya, tapi secara pribadi saya mengartikan bahwa janganlah engkau berani beristri jika kamu belum bisa memenuhi kebutuhan dapur istrimu. Mengelilingi disini saya maksudkan agar kita lebih mengenal apa dan bagaimana dapur itu yang sebenarnya, bukan sekedar tempat jadinya makanan tapi disitu butuh materi alias uang untuk bisa tetap memproduksi makanan.

Ok.. sudahlah… intinya! (ini bagi saya) jika uang panaik ini memberatkan, maka orang sulsel banyak yang jadi bujang lapuk, tapi nyatanya tidak kan!! Malah jadi pelecut tuk semangat cari uang.

Catatan : Ini adalah opini/pendapat saya, benar belumlah tentu, salah sudahlah pasti, tapi masa salah semua… hehe… wassalam.